TINJAUAN TENTANG ILMU
BUDAYA DASAR
A.
PENDAHULUAN
Sesuai dengan namanya Ilmu Budaya
Dasar - Kuliah ini hanya memberikan dasar - dasar yang cukup kuat kepada mahasiswa
untuk mencari hubungan antara segala segi kebudayaan dalam hubungan usaha yang
terus menerus mencari kebenaran, keindahan, kebebasan, dalam berbagai bentuk,
serta hubungannya dengan alam semesta, Tuhannya, masyarakatnya dan juga
penemuan dirinya sendiri, pendeknya dalam mencari hidup yang dirasanya lebih
bermakna. Ini tentu menyangkut sikap moral yang diharapkan memperlengkapi
mahasiswa dengan pengalaman luas yang padu yang akan membimbingnya kearah
pembentukan ukuran-ukuran, rasa dan nilai-nilai dengan tidak bergantung kepada
orang lain.
Tujuan yang diharapkan ketika mahasiswa
mempelajari Ilmu Budaya Dasar
1. Minat
dan kebiasaan dapat menyelidiki apa-apa yang terjadi disekitarnya dan di luar
lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya sendiri dan mengapa
2. Sadar
akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini
dengan cara hidupnya sehari-hari.
3. Kerelaan
memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk
mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai
tersebut untuk dirinya sendiri.
4. Keberanian
moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya
dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat
dibenarkan.
Latar belakang diberikannya mata
kuliah IBD, selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program
pendidikan di Perguruan Tinggi, dalam rangka menyempurnakan pembentukan
sarjana..
B. ILMU
BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM.
Ilmu budaya dasar merupakan salah satu komponen dari
sejumlah mata kuliah dasar umum (MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib di
semua perguruan tinggi, baik yang sifatnya eksakta maupun yang non eksakta.
Secara
khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang
berkualifikasi sebagi berikut :
1. Berjiwa
Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan
nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang
mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
2. Takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran
agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
3. Memiliki
wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan
kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan
keamanan.
4. Memiliki
wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara
bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan
alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.
Jadi, pendidikan umum yang menitik beratkan pada usaha
untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan mata
kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam
disiplin ilmunya. Demikian
pula berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan
keahlian mahasiswa dalam bidang atau disiplin ilmunya.
C.
PENGERTIAN
ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar
adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah Iimu Budaya Dasar
dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang
berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Adapun istilah Humanities
itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus
yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus.
Menurut Prof.Dr.Harsya
Bachtiar Ilmu budaya dasar dikelompokan menjadi tiga kelompok besar
1.
Ilmu-ilmu
Alamiah ( Natural
Science
)
Ilmu-ilmu
alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam
semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat
analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
2.
Ilmu-ilmu
Sosial ( Social
Science
)
Ilmu-ilmu
sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai
pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
3.
Pengetahuan
Budaya
( The Humanities )
Pengetahuan
budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang
bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan
peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian
diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pernyatan-pernyataan itu pada umumnya
terdapat dalam tulisan-tulisan.
Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada
pengaruh dari metode ilmiah.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya.
Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan
budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan
budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya
dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan budaya.
D.
TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Tujuan Ilmu Budaya Dasar sebagai mata kuliah merupakan
usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan kebudayaan, sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk
bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
1.
Mengusahakan penajaman kepekaan
mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2.
Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk
memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan
daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal
tersebut.
3.
Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai
calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin
masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan
disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita
amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang
luas. kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
4.
Mengusahakan wahana komunikasi para
akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memilki satu
bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam
berkomunikasi.
E.
RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Ada
dua masalah pokok yang digunakan sebagi bahan pertimbangan untuk menentukan
ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok itu
ialah :
1.
Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya ( The
Humanities ), baik dari segi masing-masing keahlian ( disiplin ) didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
2.
Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi
lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan
kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara
tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan
corak ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.
Pokok bahasan yang akan
dikembangkan adalah :
1)
Manusia
dan cinta kasih
2)
Manusia
dan keindahan
3)
Manusia
dan penderitaan
4)
Manusia
dan keadilan
5)
Manusia
dan pandangan hidup
6)
Manusia
dan tanggung jawab serta pengabdian
7)
Manusia
dan kegelisahan
8)
Manusia
dan harapan.
Ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu tari, ilmu
filsafat dan lain ilmu yang terdapat dalam pengetahuan budaya. Ilmu Budaya
Dasar hanya mempergunakan karya-karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya
untuk mendekati masalah-masalah kemanusiaan dan budaya.
BAB 2
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang
peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta,
manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia
merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama
lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu Fisika), manusia merupakan mahluk
biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi). Dalam
ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan
atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia
merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), mahluk
yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), mahluk yang berbudaya, sering
disebut homo-humanus (filsafat), dan
lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita
jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia :
1)
Manusia itu terdiri dari empat unsur yang
saling terkait.
a.
Jasad,
yaitu : badan kasar manusia yang nampat pada luarnya, dapat diraba dan difoto,
dan menempati ruang dan waktu.
b.
hayat,
yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c.
ruh,
yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d.
nafs,
dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2)
Manusia
sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.
Id
merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang
irrasional dan terkait dengan sex. Id
terkait dengan Struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator
antara insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari realitas dan pengaruh
sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingtual
libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual,
atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan. Obyek yang nyata dari pemuasan
kebutuhan langsung dalam prinsip kesenangan ditentukan oleh tahap psikoseksual
dari perkembangan individual.
b.
Ego, disebut juga sebagai kepribadian “eksekutif” karena
peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat
dimengerti oleh orang lain. Perkembangan
ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata
berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas, Ego sadar
akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan
instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima.
c. Superego,
muncul kita-kira pada usia lima tahun. Superego
terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan
standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai
otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari
pandangan-pandangan orang tua. Baik aspek negatif maupun positif dari standar
moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukkan oleh superego. Kode moral
positif disebut ego ideal, suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi
individu untuk dilakukan. Kesadaran
membentuk aspek negatif dari superego, dan menentukan hal-hal mana yang
termasuk dalam
katagori tabu, yang mengatur bahwa penyimpangan dari aturan tersebut akan
menyebabkan dikenakannya sangsi.
C.
Hakekat Manusia
a.
Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa
sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa,
wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya
hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak
dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa lepas
dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami
kehancuran. Jiwa
adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber
kehidupan.
b.
Mahluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya
terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya
dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan
akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya perasaan,
manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu
ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi
adalah rangsangan
jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan
rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1)
Perasaan
intelektual,
yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau
puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak
puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
2)
Perasaan estetis, yaitu perasaan
yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau
mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak
indah.
3)
Perasaan etis, yaitu perasaan
yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu
baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4)
Perasaan diri, yaitu perasaan
yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila
seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan
sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri
(minder)
5)
Perasaan sosial, yaitu perasaan
yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut
merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila
orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6) Perasaan
religius,
yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa
tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah
- Nya dan menjauhi larangan - Nya.
c.
Mahluk
biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling
tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati,
manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia,
psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan
sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi - segi :
kemasayarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas,
bahasa, dan sebagainya.
d.
Mahluk
ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan tekologi), mempunyai 'kualitas dan
martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Soren Kienkegaard seorang
filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme”
memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang
terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk
pada hukum alamiah pula.
Hidup manusia mempunyai tiga
taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia
mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan
mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah.
Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan
manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan
kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.
Semakin dekat seseorang dengan
Tuhan, semakin dekat pula menuju
kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin
mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupannya, dan
akan terungkap pula kenyataan manusia individual atau kenyataan manusia
subyektif yang memiliki harkat dan martabat tinggi.
D.
KEPRIBADIAN
BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam
masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat
penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan
kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia
itu, hanya sebagai subyek yang 'erkandung dalam batas individu yang terisolasi,
maka Hsu telah mengembangkan suatu xonsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai
mahluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti
Jingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
Berikut ini dipaparkan bagan mengenai psiko-sosiagram
manusia menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul
kebudayaan, mentalitas dan pembangunan, halaman 128.
Nomor
7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar.
Berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan
pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi
oleh individu yang bersangkutan. Bahan pemikiran dan gagasan tadi sering tidak
utuh lagi, beberapa bagian sudah hilang terlupakan, dan unsur-unsurnya ibarat
isi impian sudah tidak lagi tersusun menurut logika yang biasa dianut manusia
dalam hidupnya schari-hari. Individu yang bersangkutan sudah lupa akan
unsur-unsur pikiran dan gagasan tersebut, tetapi dalam keadaan tertentu
unsur-unsur itu bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan hidup
sehari-harinya. Daerah pedalaman dan jiwa manusia sudah banyak diteliti dan
dianalisis oleh para ahli psikoanalisis seperti sigmund freud dan
pengikut-pengikutnya.
Nomor
5
disebut kesadaran yang tak dinyatakan ( unexpressed
conscious ) . Terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang
disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam
alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam
lingkungannya hal itu disebabkan ada kemungkinan. bahwa :
a)
Ia
takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia
punya maksud jahat.
b)
Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa
ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa
walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikan dengan hati yang
ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c)
Ia
malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d)
Ia
tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan
gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
Nomor
4
disebut kesadaran yang dinyatakan ( expressed
conscious ). Di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran,
gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka
oleh si individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh
sesamanya. Simpati, kemarahan, kebencian, rasa puas, rasa senang, kegembiraan,
rasa terimakasih, konsep-konsep tentang tata cara hidup sehari-hari,
pengetahuan yang dipahami juga oleh umum, adat istiadat sehari-hari,
peraturan-peraturan, sopan santun, dan sebagainya yang dikenal semua orang,
menjadi bahan aktivitas berpikir dan pencetusan emosi manusia dari waktu ke
waktu.
Nomor 3
disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang,
binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara
mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat
mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar
oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan. Orang tua,
saudara sekandung, kerabat dekat, sahabat karib, biasanya merupakan penghuni
penting dari daerah nomor 3 dalam alam pikiran manusia ini, yang kecuali oleh
tokoh-tokoh manusia sering juga ditempati oleh pikiran-pikiran, dan
perasaan-perasaan terhadap binatang kesayangan, benda kesayangan, benda pusaka,
dan juga oleh hal-hal, ide-ide atau ideologi-ideologi yang dapat menjadi sasaran
rasa kebaktian-penuh dari jiwanya, seperti Tuhan bagi kita, ruh nenek moyang
bagi orang bereligi animis, ideologi komunis bagi orang komunis dan sebagainya.
Nomor
2
disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan
mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau
benda-benda itu bagi dirinya. Bagi seorang murid, guru berada didaerah
lingkungan 2 dari alam pikirannya: bagi seorang pedagang, para pembelinya ada
di situ: bagi seorang tukang cukur, langganannyalah berada di situ dan
sebagainya. Kecuali manusia, juga banyak benda dan alat kehidupan sehari-hari
yang dipergunakan manusia secara otomatis, tanpa banyak mengeluarkan perasaan,
kecakapan atau tenaga, berada juga di daerah lingkaran nomor 2 itu. Contoh dari
benda-benda yang terletak pada lingkaran itu adalah pakaian harian, alat-alat
makan, perabot rumah tangga, uang dan sebagainya.
Nomor
1
disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa
manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada
dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai
arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. Bagi petani Jawa di
desa-desa di Jawa tengah, pandangan mereka tentang kota Jakarta mungkin
terletak dalam daerah lingkaran ini, bagi seorang mandor jalan di Jawa Timur ,
pandangannya tentang komputer IBM 1130 dari Departemen PUTL di Jakarta terletak
dalam daerah lingkaran ini. Mungkin orang-orang tadi akan kagum apabila mereka
mendengar mengenai hal-hal tersebut, tetapi sesudah itu tak ada kelanjutan
lebih jauh dari kekaguman tadi karena bagi hal-hal tersebut di atas tak ada
tempat dan fungsi langsung dalam kehidupan mereka.
Nomor
0
disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan
anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam
lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan
anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan
negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa
bodoh. Contoh - contohnya adalah : anggapan seorang pelajar Indonesia yang tak
pernah keluar negeri, tentang negara Amerika, anggapan seorang pegawai rendahan
di suatu departemen di Jakarta tentang kota Kopenhagen, dan sebagainya
Pada bagan psiko-sosiagram, daerah lingkaran nomor 4
dibatasi oleh garis yang digambarkan lebih tebal daripada yang lain. Garis itu
menggambarkan batas dari alam jiwa individu yang dalam ilmu psikologi disebut
personality atau “kepribadian”. Sebagian besar dari isi jiwa manusia ( termasuk
yang telah didesak ke dalam daerah tak sadar dan sub sadar), sebagian besar
dari pengetahuan dan pengertiannya tentang adat-istiadat dan kebudayaannya,
sebagian besar dari pengetahuan dan pengertiannya tentang lingkungan, dan
sebagian besar dari nilai budaya dan norma-norma yang dianutnya , menurut ilmu
psikologi barat terkandung dalam kepribadian manusia.
A. PENGERTIAN
BUDAYA
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa
sansekerta berasal dari kata budhayah
yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah.
jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang
dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah
atau tempat tinggalnya:, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk
dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya “.
Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari,
mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan
kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing, jilid I, 1989: hal 68)
Kebudayaan mencakup segala aspek kehidupan manusia,
baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi,
maupun yang non-material, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Pengertian menurut beberapa tokoh,
·
J.
Herkovits dan Bronislaw
Malinowski, kebudayaan (Cultural
Determinism) adalah segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat
ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang
turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Walaupun orang-orang yang
menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan
kelahiran. Dalam pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan
sama dengan kesenian, terutama seni Suara dan seni tari.
·
Menurut
E.B.Tylor (1871 ), kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan - kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan lain kebudayaan mencakup
kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
·
Selo
Sumarjan dan Soelaeman
Soemardi, kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau
kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk masyarakat.
·
Sutan
Takdir Alisyahbana, kebudayaan adalah manifestasi dari
cara berpikir, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan, sebab semua laku
dan perbuatan tercakup di dalamnya, dan dapat diungkapkan pada basis dan cara
berpikir, perasaan juga maksud pikiran.
·
Koentjaraningrat
mengatakan, bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil
budi pekertinya.
·
A.L
Krober dan C.Kluckhon mengatakan, bahwa kebudayaan adalah
menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
·
C.A.Van
Peursen mengatakan, bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan
sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok
orang-orang, berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja
ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.
·
Kroeber
dan Klukhon mendefinisikan kebudayaan, kebudayaan
terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan
reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk
didalamnya oerwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas
tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap
nilai-nilai.
Sistem nilai dan gagasan utama
sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara
terperinci, yaitu sistem ideologi, sistem sosial dan sistem teknologi.
·
Sistem ideologi meliputi etika, norma,
adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem
sosial dan berupa interpretasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama
yang berlaku dalam masyarakat.
·
Sistem sosial meliputi hubungan dan
kegiatan sosial di dalam masyarakat, baik yang terjalin didalam lingkungan
kerabat, maupun yang terjadi dengan masyarakat lebih luas serta
pemimpin-pemimpinnya. Pengendalian masyarakat dan pemimpin berkembang dengan
nilai budaya dan gagasan utama yang berlaku.
·
Sistem teknologi meliputi segala
perhatian serta penggunaannya. sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Dalam
kebudayaan yang terutama agraris, misalnya dengan sendirinya sistem teknologi
sesuai dengan keperluan pertanian.
B. UNSUR
– UNSUR KEBUDAYAAN
Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang
unsur kebudayaan. Dikatakannya bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan,
yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik.
Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdiri dari
sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas
pendidikan, dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal
Categories ofCulture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan
universal,yaitu :
1. Sistem
Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia sebagai
homo religieus. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur,
tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar.
Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang
sekarang menjadi agama.
2. Sistem
Organisasi Kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia
sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal,
maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem
Pengetahuan.
Merupakan produk manusia sebagai
homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu
didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat- ingat apa yang telah
diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa,
menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila pengetahuan itu
dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
4. Sistem
mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
Merupakan produk manusia sebagai
homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus
meningkat.
5. Sistem
Teknologi dan Peralatan.
Merupakan produk dari manusia
sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan
tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat,manusia dapat membuat dan mempergunakan
alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi
kebutuhannya daripada binatang.
6. Bahasa.
Merupakan produk dari manusia
sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk
tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan
akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.
7. Kesenian.
Merupakan hasil dari manusia
sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya,
maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi
semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata
yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
C. WUJUD
KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga
wujud yaitu
1.
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran
manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya,
sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia
yang menganutnya, atau dengan perkataan Jain, dalam alam pikiran warga
masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi
menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal
sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat yang bersangkutan.Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan
dalam disk, arsip, koleksi micro film dan microfish.
2.
Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud
ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dariaktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta
bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari
tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat, sistem sosial bersifat
konkret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasi.
3.
Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling
berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya
manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan
benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang
kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai
pada benda yang bergerak.
D. ORIENTASI
NILAI BUDAYA
Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in
Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia,
secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.
Hakekat hidup manusia ( MH) Hakekat hidup untuk setiap
kebudayaan verbeda secara ekstern, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup,
ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu
hal yang baik, “mengisi hidup”
2.
Hakekat karya manusia ( MK ) Setiap kebudayaan hakekatnya
berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk
hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup
untuk menambah karya lagi.
3.
Hakekat
waktu manusia (WM ) Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang
berpandangan mementingan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan
untuk masa kini atau masa yang akan datang.
4. Hakekat
alam manusia ( MA) Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi
alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang
beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah
kepada alam.
5.
Hakekat
hubungan manusia (MN ) Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia
dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal
(orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (
menilai tinggi kekuatan sendiri ).
A. PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan
mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia
yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia
terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.
Artinya, karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat .
Terjadinya
gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.
Sebab-sebab
yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan
jumlah dan komposisi penduduk.
2.
Sebab-sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan
sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
niali-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Sedangkan
perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing
yang bebrbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan
lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Perubahan
kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama
oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara
lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam
kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.
1.
Pada
umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah
a)
Unsur
kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan
dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya alat
tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia diambil dari unsur-unsur
kebudayaan Barat.
b)
Unsur-unsur
yang terbukti membawa manfaat besar, misalnya radio, komputer, telepon yang
banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat komunikasi.
c)
Unsur-unsur
yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima
unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya murah
serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk memperlengkapi
pabrik-pabrik penggilingan.
2.
Unsur-unsur
kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah misalnya :
a)
Unsur
yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan
lain-lain.
b)
Unsur-unsur
yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah
adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian
besar masyarakat Indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok yang
lainnya.
3.
Pada
umumnya generasi muda dianggap sebagai
individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk
melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang
kolot yang sukar mencrima unsur baru. Hal itu disebabkan karena norma-norma yang tradisional
sudah mendarah daging dan menjiwai sehingga sukar sekali untuk mengubah
norma-norma
yang sudah demikian meresapnya dalam jiwa generasi tua tersebut.
4.
Suatu
masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok
individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai
faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
diantaranya ;
1.
Terbatasnya
masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.
Jika
pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan
oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata
yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor
dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3.
Corak
struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan
baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.
Suatu
unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang
menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.
Apabila
unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan
mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
B. KAITAN
MANUSIA DAN BUDAYA
Hubungan antara manusia dan
kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan
merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Contoh sederhana hubungan antara manusia adalah dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.
Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi
maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya
sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat
dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari
manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh
menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Proses
dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1)
Eksternalisasi,
yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Melalui ekstemnalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2)
Obyektivasi,
yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.
3)
Intemalisasi,
yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh rnanusia. Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan
baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila
manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi
terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991: hal :
xv) Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu
mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain.
BAB 3
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Ilmu
Budaya Dasar, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa
Inggris the hu- manities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang
berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities
orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the
humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo
humanus.
Sastra
juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan
cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang
tidak normatif. Cabang-cabang seni yang lain juga dapat menarik tanpa cerita,
akan tetapi sulit bagi penciptanya mengemukakan gagasanya. Dalam musik
misalnya, kata-kata penciptanya tertelan oleh melodinya.
Karena
seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga
penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media
penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap
hal yang lepas dari pengamatan orang lain.
Orientasi
the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dari
disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat
menjadi homo humanus yang lebih baik.
B.
ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN
DENGAN PROSA
Prosa memiliki banya arti.
Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja.
Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan
dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai
pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau
imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau
cerita pendek.
A. NILAI- NILAI DALAM PROSA FIKSI
Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat
sastra antara lain :
1.
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau
kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk
mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak
mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh
yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya
untuk mencapai sukses.
2.
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi
memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam
novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau
laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan
juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3.
Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa
fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
Novel
seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang
mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi
yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar
belakang perjuangan revolusi seperti jalan tak ada ujung, misalnya
menggambarkan suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan
kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalaminya secara
fisik.
4.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat
prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-
pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak
kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang
mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Ilmu Budaya Dasar
menitik beratkan pada manusia dengan segala persoalannya. Manusia dan cinta
kasih, manusia dan keindahan, manusia dan penderitaan, manusia dan keadilan,
manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab serta pengabdian,
manusia dan kegelisahan, manusia dan harapan.
B. ILMU
BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi
dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema
atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi
termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian
cabang/ unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi
pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui
media bahasa yang artistik/ estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan
kata-katanya.
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.
Figura
bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan,
alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan
gambaran angan.
2.
Kata-kata
yang ambiguitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata-kata
berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan
pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.
Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan
asosiasi-asosiasi tertentu.
5.
Pengulangan,
yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih
menggugah hati
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar
adalah sebagai berikut :
1.
Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman
dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia
senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih
menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang
terbatas.
Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan
itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”,
yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang
dituangkan penyair dalam puisinya.
2.
Puisi
dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat
diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri
sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian
dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3.
Puisi
dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia
tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan
problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia
sosial yang bisa berupa :
§
Penderitaan atas ketidakadilan
§
Perjuangan untuk kekuasaan
§
Konflik dengan sesamanya
§
Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Sumber : Widyo Nugroho
dan Ahmad Muchji.1996.Ilmu Budaya Dasar, edisi kelima. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Pertanyaan Tugas 1
1.
Bagaimana budaya seorang mahasiswa atau
mahasiswi yang baik menurut kalian?
Jawaban
:
Menurut
saya Ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang mahasiswa agar bisa
dikatakan berbudaya baik. Pertama sebagai seorang mahasiswa, hendaklah memiliki
karakter toleransi yang baik, mengapa mahasiswa harus memiliki karakter
toleransi yang baik? Ketika berada di tingkat menjadi mahasiswa, kita akan berteman
dengan orang yang berasal dari berbagai macam daerah dan memiliki kepribadian
yang unik. Perbedaan budaya, agama dan gaya hidup menjadi hal yang menuntut
seorang mahasiswa memiliki sikap toleransi. Sikap toleransi sangat penting
diterapkan, sebagai bentuk menghargai orang lain dalam berbagai hal.
Kedua, tahu
tentang tata krama. Tata krama adalah adat, sopan santun, tindakan dan etika,
yang harus diterapkan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Seorang mahasiswa
wajib mengetahui tentang etika hidup berbangsa dan bernegara di dalam
masyarakat. Sikap ini dapat dibuktikan melalu sikap sehari – hari, tahu
bagaimana bersikap di tempat umum, tahu arti menghormati orang dan tahu arti menghargai
orang terutama menghargai orang yang memiliki prioritas.
Ketiga,
bertanggung jawab. Sebagai seorang mahasiswa, pasti memiliki tanggung jawab
yang lebih besar. Jika di beri tugas oleh Dosen, sesulit apapun tugas itu,
harus tetap dikerjakan, diselesaikan oleh mahasiswa. Karena itu adalah pilihan
yang sudah dipilih oleh mahasiwa pada awalnya. Jadi, mahasiswa bertanggung jawablah
dengan apa yang sudah dipilih oleh mahasiswa.
Keempat,
bersikap lebih dewasa. Sebagai mahasiswa diharapkan untuk lebih dewasa dalam
segala hal, terutama dalam melakukan sesuatu. Di umur yang sudah menginjak
dewasa, seorang mahasiswa harus mampu memilih mana yang baik untuk dilakukan
dan mana yang kurang baik untuk dilakukan, memilih mana urusan yang penting dan
lebih penting. Jadi seharusnya mahasiswa berpikir terlebih dahulu dalam sebelum
melakukan sesuatu.
Kelima, memiliki
pemikiran yang terbuka. Keterbukaan pemikiran membuat mahasiswa lebih peka
terhadap masalah yang terjadi disekitar. Berpikir secara terbuka berarti sudah
siap untuk menerima kritik dan saran , sudah siap menerima pendapat dari orang,
sudah siap menerima jika suatu saat pendapat kita ditolak. Setiap masalah memiliki
dua sisi, positif dan negatif, dengan mengetahui ini maka kita akan berhati –
hati dalam mengambil tindakan dan bisa melihat sisi positif dari pendapat orang
lain, sehingga kita akan lebih terbuka dalam menerima masukan dari orang lain.
2.
Bagaimana
seorang mahasiswa atau mahasiswi menanggapi datangnya budaya dari barat?
Jawaban :
Menurut saya cara
seorang mahasiswa menanggapi budaya barat hal pertama yang dilakukan adalah
bersikap teliti dan kritis. Sebagai mahasiswa harus bisa bersikap lebih kritis
dan juga teliti pada beberapa hal baru yang berasal dari luar dan menemukan
cara untuk menyaring hal tersebut bisa membawa dampak positif atau negatif
dalam kehidupan kita.
Kedua, menyesuaikan
dengan norma Indonesia. Tidak semua hal yang berasal dari luar itu sesuai
dengan budaya kita, Indonesia. Sebagai mahasiswa
haruslah bisa memilih hal yang boleh dicontoh dan yang tidak boleh di contoh. Karena
kita Indonesia masih menganut adat ketimuran yang kental sehingga masyarakat
juga hidup dengan aturan yang berlaku sehingga terlihat lebih pantas dan sesuai
dengan adat kesopanan.
Ketiga, bersikap
moderat. Maksudnya adalah tidak menolak dan juga tidak mendukung globalisasi
secara penuh. Mahasiswa seharusnya dapat mengambil sisi positif dengan cara
selalu berpikir positif dari budaya asing dan juga mencegah dampak buruk yang
ada dalam budaya asing tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar